Jalanjalan.it.com – Street food dan sustainability saling berkaitan erat karena pengelolaan limbah dan sumber daya menentukan dampak lingkungan jangka panjang.
1. Pengantar
Street food atau makanan jalanan telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan perkotaan di seluruh dunia. Dari pedagang kaki lima di Asia hingga food truck di Eropa dan Amerika, streetfood menawarkan kelezatan, kepraktisan, dan harga terjangkau bagi masyarakat.
Namun, di balik aroma menggoda dan cita rasa khasnya, terdapat tantangan besar terhadap lingkungan dan keberlanjutan (sustainability).
Mulai dari penggunaan plastik sekali pakai, limbah makanan, hingga konsumsi energi yang tinggi, industri makanan jalanan menghadapi dilema antara melayani kebutuhan ekonomi dan menjaga kelestarian lingkungan. Artikel ini membahas hubungan antara streetfood dan sustainability, serta solusi yang dapat diterapkan untuk masa depan yang lebih hijau.
BACA JUGA : Matterhorn Swiss: Gunung Ikonik yang Instagramable
2. Fenomena Street Food di Dunia
Street food adalah salah satu industri kuliner dengan pertumbuhan tercepat. Di kota besar seperti Bangkok, Jakarta, Mexico City, dan Istanbul, ribuan pedagang kaki lima menggantungkan hidup dari bisnis makanan jalanan.
Selain menjadi daya tarik wisata, street food juga berperan penting dalam perekonomian lokal karena menciptakan lapangan kerja dan mendorong ekonomi mikro.
Namun, pertumbuhan tanpa regulasi yang baik sering menimbulkan masalah baru, seperti penumpukan sampah, polusi udara dari alat masak berbahan bakar fosil, serta pencemaran air akibat limbah makanan yang di buang sembarangan.
3. Tantangan Lingkungan yang Dihadapi Street Food
Streetfood memberikan dampak sosial positif, tetapi dari sisi lingkungan, terdapat beberapa tantangan serius yang perlu di perhatikan.
a. Penggunaan Plastik Sekali Pakai
Sebagian besar pedagang streetfood masih menggunakan wadah dan peralatan makan berbahan plastik sekali pakai seperti gelas, sendok, dan kantong plastik.
Setelah di gunakan, limbah ini sering di buang tanpa daur ulang dan berakhir di sungai atau laut, menjadi penyumbang utama pencemaran plastik global.
b. Limbah Makanan (Food Waste)
Makanan yang tidak habis terjual, sisa bahan mentah, dan makanan basi sering di buang begitu saja. Limbah organik ini menghasilkan gas metana (CH₄) yang berkontribusi pada efek rumah kaca ketika menumpuk di tempat pembuangan akhir.
c. Energi dan Emisi
Banyak pedagang streetfood masih menggunakan kompor gas atau arang yang menghasilkan emisi karbon tinggi. Selain itu, alat masak tradisional yang boros energi juga memperbesar jejak karbon industri kuliner jalanan.
d. Air dan Sanitasi
Penggunaan air dalam memasak dan mencuci peralatan sering kali tidak efisien. Banyak pedagang juga tidak memiliki sistem pembuangan limbah cair yang aman, sehingga mencemari lingkungan sekitar.
4. Upaya Menuju Street Food yang Berkelanjutan
Untuk mewujudkan street food yang ramah lingkungan, diperlukan upaya bersama dari pelaku usaha, pemerintah, dan konsumen. Berikut beberapa langkah strategis yang bisa dilakukan:
a. Penggunaan Kemasan Ramah Lingkungan
Pedagang dapat mengganti plastik dengan bahan biodegradable, seperti kertas daur ulang, daun pisang, atau kemasan dari serat bambu.
Selain mengurangi limbah, penggunaan bahan alami juga memberi nilai estetika dan tradisi yang lebih kuat pada makanan jalanan.
b. Manajemen Sampah Terpadu
Pemerintah kota dapat menyediakan fasilitas pengelolaan sampah khusus bagi area street food. Pemisahan antara sampah organik dan anorganik memudahkan proses daur ulang dan pengomposan.
c. Efisiensi Energi
Penggunaan kompor gas hemat energi atau teknologi listrik portabel berbasis tenaga surya bisa mengurangi emisi karbon. Beberapa food truck modern bahkan mulai menggunakan panel surya untuk daya listrik.
d. Edukasi dan Kolaborasi
Edukasi kepada pedagang tentang pentingnya praktik ramah lingkungan menjadi hal mendasar. Kolaborasi antara komunitas pedagang, LSM lingkungan, dan pemerintah dapat menciptakan program keberlanjutan yang efektif dan mudah diterapkan.
e. Konsumen Berperan Aktif
Pembeli juga dapat berkontribusi dengan membawa wadah sendiri, menghindari penggunaan sedotan plastik, dan mendukung pedagang yang menerapkan praktik hijau.
5. Keuntungan Ekonomi dari Street Food Berkelanjutan
Beralih ke model bisnis yang berkelanjutan tidak hanya bermanfaat bagi lingkungan, tetapi juga meningkatkan nilai ekonomi.
Pedagang yang menerapkan konsep ramah lingkungan akan menarik konsumen yang sadar lingkungan dan meningkatkan citra positif usaha mereka.
Selain itu, efisiensi penggunaan bahan bakar dan air dapat menekan biaya operasional jangka panjang.
Banyak kota di dunia mulai melihat street food hijau (green street food) sebagai potensi ekonomi baru yang menggabungkan nilai budaya, keberlanjutan, dan inovasi teknologi.
6. Peran Pemerintah dan Kebijakan Publik
Peran pemerintah sangat penting dalam menciptakan sistem yang mendukung keberlanjutan street food.
Beberapa langkah kebijakan yang dapat diterapkan antara lain:
- Mendorong regulasi pengurangan plastik sekali pakai di sektor kuliner.
- Memberikan insentif pajak atau subsidi bagi pedagang yang menggunakan bahan ramah lingkungan.
- Menyediakan pelatihan manajemen lingkungan bagi pedagang kecil.
- Mengintegrasikan konsep eco-food zone, yaitu area kuliner yang seluruh pedagangnya menerapkan prinsip berkelanjutan.
Dengan kebijakan yang tepat, industri street food dapat menjadi contoh nyata bahwa bisnis mikro juga mampu berkontribusi terhadap tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs).
7. Kesimpulan
Street food bukan hanya sekadar makanan lezat yang dijajakan di pinggir jalan, tetapi juga bagian dari identitas budaya dan ekonomi suatu bangsa. Namun, keberlanjutan industri ini bergantung pada kesadaran lingkungan semua pihak.
Dengan mengurangi penggunaan plastik, mengelola limbah dengan bijak, serta mengadopsi energi bersih, street food dapat menjadi lebih dari sekadar kegiatan ekonomi — yakni simbol harmoni antara manusia, budaya, dan alam.
Di era modern ini, street food berkelanjutan (sustainable street food) bukan lagi sekadar tren, tetapi kebutuhan. Hanya dengan pendekatan yang ramah lingkungan, dunia kuliner jalanan dapat terus berkembang tanpa mengorbankan masa depan bumi kita. 🌍🍜

